Mereka hadir untuk menyampaikan berbagai keluhan dan harapan kepada wakil rakyatnya.
Dalam sambutannya, H. M. Rifai mengucapkan syukur bisa kembali ke tanah kelahirannya.
Ia lalu menggarisbawahi bahwa reses kali ini lebih fokus pada pembahasan ideologi “sama rata, sama rasa” daripada sekadar pembangunan fisik. Pernyataan ini membuka ruang diskusi yang hangat.
Menanggapi keluhan tersebut, H. M. Rifai berjanji akan segera turun tangan. “Saya akan telusuri kebenarannya ke Dinas Pendidikan dan Dukcapil. Jika ada sistem yang tidak seimbang, akan saya tindak tegas,” ujarnya.
Ia juga menyoroti masalah daya tampung sekolah di Kota Pasuruan yang terbatas, di mana 34 kelurahan hanya ditampung oleh 11 SMP.
Tidak hanya soal pendidikan, warga lain, Abu Sahal dari Kelurahan Gentong, juga menyampaikan masalah seragam sekolah gratis yang belum juga dibagikan dan layanan PDAM yang tidak optimal.
Salah satu pertanyaan datang dari Wahit, seorang warga Gading, yang mengeluhkan rumitnya urusan akta kelahiran di Dukcapil bagi para wali murid.
Wahit juga mempertanyakan validitas Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang menjadi dasar penerbitan KIP. Menurutnya, banyak anak yang seharusnya menerima bantuan justru tidak terakomodasi dalam jalur afirmasi sekolah.
H. M. Rifai menjawab, bahwa seragam pasti akan segera dibagikan. Terkait PDAM, ia mengungkapkan bahwa DPRD sudah menyarankan penggunaan blueprint digital untuk mendeteksi titik kebocoran air dengan lebih akurat.(Slh)